Cover “Koma, Bukan Titik!” dan Doppleganger-nya

Essay, sahabat

Tadi pagi sambil menunggu teman di TB Gramedia, mata saya tertumbuk pada satu buku berjudul KOMA, ditulis oleh Rachmania Arunita – penulis novel Eiffel I’m In Love. Selain pada judulnya, saya penasaran dengan desain sampulnya. Mengingatkan saya pada desain sampul buku komunitas Fiksimini Palembang“Koma, Bukan Titik!” – terbitan Nulisbuku Oktober 2011 lalu, yang kebetulan desainernya adalah saya dengan dibantu ide oleh teman-teman Fiksimini Palembang. Di twitter ternyata juga sudah ramai pembahasan mengenai kemiripan sampul buku ini, bahkan judul bukunya.

komabukantitik1

Cover Koma, Bukan Titik! buku Fiksimini Palembang (2011)

koma

Cover Koma, buku Rachmania Arunita (2013)

Tidak sedemikian menyalahkan kemiripan yang terjadi, karena toh mungkin cuma kebetulan. Karena begitu banyak yang memakai nama ‘Koma’ di Indonesia ini. Ada Komunitas Teater Koma, buku Koma Bukan Titik, bahkan buku Koma karya Rachmania ini.

Saya mencoba berpositif thinking. Mungkin saja saat Rachmania menyerahkan draft “Koma”, tim desainer googling untuk mencari ide. Dan kebetulan, ketemulah sampul “Koma, Bukan Titik” – di web nulisbuku, atau di tumblr saya. Dan dia/mereka (desainer cover, red.) terinspirasi dari sana. Dan akhirnya membuat cover yang cantik dengan kombinasi warna candy, berbeda dengan konsep ‘antik’ di cover “Koma, Bukan Titik!”. Jika benar, terima kasih telah terinspirasi dari ide kami.

Sekali lagi saya katakan anggapan ini masih: Mungkin. Sangat banyak kata mungkin di sini. Menduga-duga.

Mungkin juga ini murni hasil pemikiran keras desainer – yang sayangnya – mirip dengan ide kami dua tahun lalu, dan kemudian menimbulkan tanda tanya di kalangan teman-teman yang sudah tahu tentang “Koma, Bukan Titik!” sebelumnya.

Saya ingin sedikit cerita tentang filosofi tentang ‘item-item’ yang ada di cover “Koma, Bukan Titik!”

Buku kumpulan karya anak-anak Komunitas Fiksimini Palembang ini bertema “Ledakkan Imajinasimu!”. Berisi bermacam-macam cerita dan berbagai warna dari para penulis di Komunitas Fiksimini. Dari sini pemikiran kami berkembang kepada pernyataan bahwa imajinasi itu tak terbatas; dan karena itulah lambang INFINITY dipakai dalam desain sampul. Lambang infinity ini terbentuk dari kombinasi tanda KOMA, yang bermakna senada; bahwa imajinasi tidak akan pernah berhenti, akan terus berlanjut – koma, dan tidak akan bertemu titik. KOMA, BUKAN TITIK!

Saya jadi penasaran, apa makna infinity yang ada di cover Rachmania?

Kemiripan dan kebetulan bukanlah suatu kesalahan – jika tidak disengaja.
Pembahasan seperti ini juga ada di blog Rido Arbain: Beberapa Sampul Buku yang Punya ‘Kemiripan’ dan Blackplume: Recycled Cover Art in YA Books

NB:
Tulisan ini bukan untuk menuntut sesuatu – materi ataupun pengakuan – dari pihak terkait. Hanya untuk mengekspresikan rasa excited saya, sekaligus untuk flashback – mengenang – semangat Komunitas Fiksimini Palembang beberapa tahun lalu. Toh dengan adanya ini saya juga merasa bangga karena ide cover kami dua tahun yang lalu ternyata cukup menarik untuk diterbitkan publisher. Mungkin :))

Jika ada yang ingin memesan buku “Koma, Bukan Titik!” Fiksimini Palembang, bisa langsung pesan ke Nulisbuku atau ke Saya. Sekalian promosi :))

nulisbuku 2

Penampakan “Koma, Bukan Titik” di web Nulisbuku

3 thoughts on “Cover “Koma, Bukan Titik!” dan Doppleganger-nya

Leave a comment